SURABAYA- Satpol PP Kota Surabaya terus menggencarkan Patroli Asuhan Rembulan guna mengantisipasi terjadinya perang sarung, tawuran antar remaja, maupun balap liar yang kerap terjadi saat bulan Ramadhan.
Satpol PP Surabaya rutin melakukan penyisiran di seluruh wilayah Kota Surabaya. Baik dari Wilayah Surabaya Utara, Wilayah Surabaya Timur, Wilayah Surabaya Barat, maupun Wilayah Surabaya Selatan.
Dalam giat Asuhan Rembulan tersebut, selain berkoordinasi dengan seluruh personel di tingkat kecamatan, Satpol PP Surabaya juga turut menggandeng jajaran TNI-Polri.
Satpol PP Surabaya pun berhasil menjaring tiga remaja yang kedapatan usai pesta minuman keras di sekitar TPU Rangkah Surabaya, pada Minggu (31/3/2024) dini hari.
Lain di makam Rangkah, lain perlakuan di Warung Karaoke watu watu (Pinggir pantai) Tambakwedi Surabaya. Warung karaoke itu hampir tak tersentuh aparat meski karaoke hingga larut.
Bukan hanya karaoke, di dua warung watu watu Tambakwedi itu juga menyediakan minuman keras (miras) bir dan juga anggur merah. Tiga tempat itu yakni Cafe 72, cafe Rindu dan cafe Nona.
Kabid Pengembangan Sumber Daya Satpol PP Kota Surabaya, Dwi Hargianto menjelaskan, penjangkauan yang dilakukan pihaknya merupakan tindak lanjut atas aduan warga terkait adanya aktivitas negatif yang dilakukan anak-anak dibawah umur.
“Kami dapat informasi anak-anak ini dari warga, dengan segera kami tindaklanjuti bersama tim Asuhan Rembulan wilayah Utara,” jelasnya.
Dari hasil penjangkauan tersebut, petugas berhasil mengamankan barang bukti 1 buah botol sisa minuman keras berukuran 1 liter. “Kami temukan di TKP, ada botol yang masih ada sisa sedikit mirasnya. Salah satu anak yang laki-laki bau mulutnya juga bau alkohol,” terangnya.
Ketiga remaja tersebut langsung dibawa ke Kantor Satpol PP Surabaya untuk dilakukan pendataan dan pembinaan. Satpol PP Surabaya juga langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Surabaya.
“Kami libatkan Dinkes untuk tes urine, supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk DP3A melakukan outreach kepada anak-anak yang terjaring petugas, kami juga memanggil orang tua mereka untuk menjemput mereka di kantor kami,” ujar dia.
Dwi menambahkan, apabila dari hasil penjangkauan, anak-anak tersebut masih berstatus pelajar, Satpol PP Surabaya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan DP3A-PPKB Surabaya.
“Apabila didapat anak yang terjangkau petugas kami kalau masih berstatus pelajar juga kami panggil disamping orang tua anak tersebut, kami juga panggil pihak sekolah, Dinas Pendidikan (Dispendik) serta DP3A,” imbuhnya.
Ia juga berharap, warga Surabaya turut serta melaporkan terkait adanya indikasi aktivitas negatif yang dilakukan anak-anak kepada petugas Satpol PP.
“Untuk warga silahkan laporkan ke petugas kami apabila ada kegiatan yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum, bisa melalui call center 112 maupun media sosial kami Satpol PP Surabaya,” pungkasnya.