SURABAYA- Kurator Akhmad Abdul Aziz Zein Dkk, dilaporkan ke Polrestabes Surabaya, Kamis (14/12/2023), oleh pengusaha Hie Khie Sin (65) asal Bali.
Khie Sin melaporkan Kurator Aziz lantaran dianggap mempermainkan, tidak menjalankan tugasnya sebagai kurator dan tidak sesuai keinginannya. Aziz juga di anggap telah melakukan dugaan pemalsuan surat.
Berdasarkan surat LP/B/1340/XII/2023/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR, Khie Hie Sin ingin ada keadilan yang ditegakkan. Dirinya ingin keadilan ditegakkan, sebab, dia tidak ada niat menipu atau manipulasi.
“Saya melaporkan bukan untuk diri saya sendiri, tapi saya mau membayar hutang ke para kreditur. Sebagai tanggung jawab saya sebagai Debitor kepada semua kreditur saya. Dan juga apa yang seharusnya dibenahi. Tetapi seolah-olah kurator Aziz menutup mata. Saya merasa dihabisi oleh Kurator Aziz yang didukung oleh hakim pengawas,” keluhnya, Jumat (15/12/2023) pada awak media.
Menurutnya, sudah 2 kali mengajukan pergantian kurator tapi tidak pernah digubris. “Saya sudah 2 kali mengajukan permohonan pergantian Kurator, tapi tidak ditanggapi tapi tiba-tiba muncul DPT (Daftar Piutang Tetap) baru, yang saya dan kreditur tidak tau kapan verifikasi,” terangnya.
Sementara, kuasa hukum para kreditur yaitu Eko Susianto menambahkan tentang perbedaan DPT yang selama ini terjadi. Atas pelaporan itu, lantaran ada dugaan pemalsuan Daftar Piutang Tetap (DPT) diajukan oleh Kurator.
Pasalnya ada perbedaan antara DPT tanggal 21 Juli 2022 dengan DPT yang tanggal 22 November 2023. Terutama untuk tagihan atas nama Toko Nadi Karya Utama.
“Pada tanggal 22 November tahun 2023, Toko Nadi Karya Utama ini sudah tidak ada. Dihilangkan,” kata Eko.
Kemudian, lanjut Eko yang kedua untuk tagihan Bank BCA dan Bank BPR Lestari hanya satu tagihan, itupun sifatnya separatis. Tetapi tagihan tanggal 22 November 2023 dipecah. Ada yang separatis dan konkurent. Proses pergantian itu tidak melalui proses mekanisme yang ada. Harusnya para kreditur diundang diverifikasi untuk tagihan-tagihan tersebut.
“Ya.. wajar-wajar saya kalau Debitur ini melaporkan Kurator ke polisi,” ucap Eko.
Eko juga melayangkan surat keberatan terhadap hakim pengawas terkait adanya perbedaan DPT itu. Bahkan pihaknya juga sudah melaporkan hakim pengawas ke Komisi Yudisial.
“Dalam keberatan itu, kami juga mengatakan kepada hakim pemutus terkait perbuatan hakim pengawas pada tanggal 11 bulan 12 2023. Khusus untuk DPT PT Elang, orangnya secara fisik tidak hadir dan tidak menunjuk wakilnya sesusai undang-undang. Khawatirnya itu dihitung oleh suara yang mendukung Kurator. Harusnya itu absen,” bebernya.
Eko berharap semua ini agar segera dibereskan tetapi dengan DPT yang benar. Jika ada hartanya Debitur yang pailit dikelola yang benar. “Memang selama ini kami tidak pernah komunikasi dengan Kurator. Ketika kami dengar harta Debitur dikelola tidak benarbenar. Dari situ kami khawatir dan mengajukan keberatan untuk ganti Kurator,” pungkasnya.
Terpisah, saat dikonfirmasi terkait dirinya dilaporkan ke polisi, Kurator Aziz belum bisa menjelaskan dan pihaknya masih di Jakarta. “Oh iya bang ..ini masih di Polda Metro Jaya,” singkatnya, melalui Chat WhatsApp, pada Jumat (15/12/2023).(*)